BP IIUM GEMILANG
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

BP IIUM GEMILANG


 
PortalHomeGalleryLatest imagesRegisterLog in

 

 Kisah Seorang Tua dan Segenggam Garam

Go down 
AuthorMessage
azam_ramli
Dean
Dean
azam_ramli


Number of posts : 399
Points : 11545
Registration date : 2009-03-16
Age : 42
Location : Tower 1, PETRONAS Twin Tower

Kisah Seorang Tua dan Segenggam Garam Empty
PostSubject: Kisah Seorang Tua dan Segenggam Garam   Kisah Seorang Tua dan Segenggam Garam EmptyFri Mar 20, 2009 12:53 pm

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah
seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya
longlai dan air muka yang pucat tak bermaya. Tamu itu, memang tampak
seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, anak muda itu
menceritakan semua masalahnya. IMPIANnya tidak tercapai. Dia gagal
dalam kehidupan dan percintaan.

Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan teliti dan seksama. Ia
lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil
segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu kacaunya
perlahan dengan sudu.

"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Masin sampai pahit, pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke
samping.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk
berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua
orang itu berjalan beriringan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi
telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam
garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang
mengacau dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.

"Cuba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah". Saat tamu itu selesai
meneguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".

"Segar.", sahut tamunya.

"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.

"Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di tepi telaga itu.

"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah umpama segenggam
garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama,
dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan
sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita miliki. Kepahitan itu,
akan di asaskan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua
akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan
kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kamu lakukan.
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung
setiap kepahitan itu. Luaskan wadah pergaulanmu supaya kamu mempunyai
persekitaran hidup yang luas. Kamu akan banyak belajar daripadanya"

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasihat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung
segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana
telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi
kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan
Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk
anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa."
Back to top Go down
 
Kisah Seorang Tua dan Segenggam Garam
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» Kisah Pelita

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
BP IIUM GEMILANG :: Sharing Section :: Sharing Story-
Jump to: